Menurut laporan resmi Komdis PSSI, Haidir juga langsung menerima kartu merah dari wasit saat kejadian berlangsung. Insiden ini menuai banyak perhatian karena melibatkan pemain muda yang selama ini dikenal berpotensi besar.
Sidang memutuskan bahwa Haidir dijatuhi hukuman tambahan berupa larangan bermain sebanyak dua pertandingan. Selain itu, ia juga dikenai denda sebesar Rp. 5.000.000 sebagai bagian dari konsekuensi atas tindakan indisipliner tersebut.
Ketua Komite Disiplin PSSI, Ahmad Fauzi, menegaskan bahwa keputusan ini sudah melalui evaluasi yang mendalam. "Kami tidak mentolerir segala bentuk kekerasan di lapangan, apalagi di kompetisi profesional seperti EPA Liga 1," ujarnya dalam pernyataan resmi.
Pertandingan antara PSM Makassar U20 dan Persebaya Surabaya U20 sendiri berlangsung sengit sejak menit awal. Namun, momen kontroversial terjadi pada babak kedua, ketika Haidir terlihat memukul salah satu pemain Persebaya setelah adu mulut yang memanas.
Tindakan tersebut langsung mendapat perhatian dari perangkat pertandingan, yang tanpa ragu mengeluarkan kartu merah langsung untuk Haidir. Tim PSM Makassar U20 pun harus bermain dengan 10 orang hingga akhir pertandingan.
Akibat insiden ini, banyak pihak menyerukan agar pendidikan fair play lebih digalakkan di kalangan pemain muda. "Kompetisi usia muda seharusnya menjadi tempat membangun karakter, bukan justru tempat memupuk perilaku negatif," kata salah satu pengamat sepak bola nasional, Arif Munandar.
Sanksi larangan bermain sebanyak dua pertandingan ini membuat Haidir dipastikan absen dalam laga berikutnya melawan Borneo FC U20 dan Persija Jakarta U20. Hal ini tentunya menjadi kerugian besar bagi PSM Makassar U20, yang kini harus memutar otak untuk menutupi kekosongan di lini serang.
EPA Liga 1 2024/2025 dikenal sebagai kompetisi pembinaan pemain muda terbaik di Indonesia. Namun, insiden seperti ini menjadi peringatan keras bahwa kedisiplinan harus tetap menjadi prioritas utama.
PSSI berharap, dengan sanksi ini, para pemain muda dapat lebih memahami pentingnya sportivitas di lapangan. "Kami ingin menjadikan sepak bola Indonesia lebih baik, dimulai dari generasi mudanya," tutup Ahmad Fauzi.
Komite Disiplin PSSI juga menegaskan akan terus memantau jalannya kompetisi dan tidak segan memberikan sanksi tegas terhadap pelanggaran yang mencoreng nama baik sepak bola nasional.
0 Comments