Curhat Ternyata Punya Metode? Beda Curhat Indonesia dan Luar Negeri

Di Indonesia, curhat sering dilakukan secara informal, baik kepada teman dekat, keluarga, atau pasangan. Para ahli menyarankan untuk memilih orang yang tepat, yakni seseorang yang dapat dipercaya, mendengarkan secara aktif, dan tidak menghakimi. Ini memastikan bahwa curhat tidak hanya menjadi ajang berbagi, tetapi juga mendapatkan dukungan emosional yang tepat.
 

KNEWS.CO.ID, Jakarta – Berbagi cerita atau curhat telah menjadi bagian penting dari budaya Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa curhat sebenarnya memiliki metode yang dapat membuat prosesnya lebih efektif? Baik di Indonesia maupun di luar negeri, praktik berbagi cerita ini diatur dengan cara yang berbeda, namun tujuannya tetap sama: meredakan beban pikiran dan menemukan solusi.

Di Indonesia, curhat sering dilakukan secara informal, baik kepada teman dekat, keluarga, atau pasangan. Para ahli menyarankan untuk memilih orang yang tepat, yakni seseorang yang dapat dipercaya, mendengarkan secara aktif, dan tidak menghakimi. Ini memastikan bahwa curhat tidak hanya menjadi ajang berbagi, tetapi juga mendapatkan dukungan emosional yang tepat.

Sebelum memulai curhat, penting untuk menentukan waktu dan tempat yang nyaman serta bebas gangguan. Selain itu, menyiapkan pikiran dengan mengurutkan perasaan dan masalah terlebih dahulu dapat membantu penyampaian menjadi lebih jelas. Teknik ini sejalan dengan konsep active listening di negara-negara Barat, di mana fokus pada kejelasan komunikasi menjadi hal utama.

Selama curhat, disarankan untuk jujur dan terbuka, serta memberikan contoh spesifik mengenai masalah atau perasaan yang dirasakan. Di sisi lain, di Amerika Serikat, metode seperti counseling sharing lebih menekankan pada identifikasi solusi yang bersifat jangka panjang, dengan melibatkan pihak profesional jika diperlukan.

Teori yang dikembangkan oleh psikolog di Eropa menyebutkan pentingnya fokus pada perasaan daripada hanya sekadar bercerita tentang kejadian. Hal ini membantu individu memproses emosi yang muncul. Di Indonesia, hal serupa diterapkan dengan pendekatan emosional yang lebih personal dan berbasis hubungan sosial yang erat.

Setelah curhat selesai, langkah berikutnya adalah menerima saran dan mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengatasi masalah. Berterima kasih kepada orang yang mendengarkan juga menjadi bagian penting, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dalam praktik group therapy di berbagai negara maju. Di sana, apresiasi terhadap dukungan orang lain menjadi salah satu pilar penting dalam membangun relasi yang sehat.

Sebagai alternatif, jika tidak nyaman berbicara dengan orang lain, menulis di jurnal atau mencari bantuan profesional bisa menjadi solusi. Di luar negeri, aplikasi seperti Talkspace atau BetterHelp menawarkan akses cepat untuk berbicara dengan konselor. Di Indonesia, layanan psikologi berbasis daring seperti Halodoc dan Alodokter juga mulai populer.

Selain itu, penting untuk memahami bahwa curhat tidak selalu harus dilakukan secara langsung. Bergabung dengan grup dukungan juga dapat memberikan rasa keterhubungan yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan konsep support groups di negara-negara Barat yang terbukti membantu individu dengan masalah serupa saling mendukung.

Untuk mereka yang membutuhkan bantuan darurat, layanan seperti 119 di Indonesia dan hotline krisis di berbagai negara dapat menjadi penolong. Dengan memahami metode curhat yang baik, baik dari sudut pandang lokal maupun teori internasional, diharapkan masyarakat dapat menemukan cara terbaik untuk berbagi dan menyelesaikan masalah dengan efektif.

0 Comments