KNEWS.CO.ID, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Triwulan II-2024 yang mengulas kondisi ekonomi global dan domestik, kinerja perbankan, serta profil risiko yang dihadapi. Laporan ini mencakup analisis penyaluran kredit, kebijakan perbankan, dan perkembangan kelembagaan perbankan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyampaikan bahwa laporan ini memberikan gambaran mengenai tantangan global seperti kebijakan suku bunga The Fed, tensi geopolitik, dan ketidakpastian ekonomi Tiongkok. “Kami terus memantau volatilitas global dan dampaknya pada perbankan domestik untuk menjaga stabilitas sistem keuangan,” jelasnya.
Pada triwulan II-2024, ekonomi Indonesia tetap tumbuh meskipun perlambatan terlihat pada konsumsi dan investasi. Pertumbuhan kredit bank umum mencapai 12,36 persen (yoy), naik dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat sebesar 8,45 persen (yoy), mendukung likuiditas yang tetap memadai dengan rasio AL/NCD di 112,33 persen.
Laporan ini juga mencatat bahwa rasio permodalan bank umum berada di level solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) 26,09 persen, meskipun mengalami sedikit penurunan akibat pertumbuhan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Rasio kredit bermasalah (NPL gross) meningkat ke 2,26 persen, namun risiko kredit masih terkendali.
Sejalan dengan kinerja bank umum, kinerja BPR dan BPRS tetap baik dengan rasio CAR masing-masing mencapai 31,75 persen dan 23,09 persen. Namun, OJK mengingatkan potensi risiko pasar dan likuiditas akibat ketidakpastian global yang tinggi.
Dalam rangka penguatan regulasi, OJK menerbitkan aturan baru untuk BPR dan BPRS serta aktif berkoordinasi dengan pemerintah dan otoritas internasional, seperti Basel Committee on Banking Supervision dan Financial Sector Assessment Program (FSAP). OJK juga meminta bank untuk terus melakukan stress test secara berkala guna meningkatkan daya tahan terhadap potensi risiko di masa depan.
0 Comments