“Pertanyaannya, mampukah Kemenag untuk melahirkan para ilmuwan-ilmuwan baru ke depan?” tanya Menag Nasaruddin di hadapan peserta Rakernas.
Menurut Menag, pengembangan dunia pendidikan Islam harus didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap situasi eksternal dan internal umat. Ia menyebut konsep “lingkungan pacu umat” sebagai elemen penting dalam merancang program pendidikan yang relevan dengan tantangan masa depan.
“Lingkungan pacu umat itu adalah situasi yang memengaruhi daya dukung umat, baik secara internal maupun eksternal. Kita perlu membaca situasi ini agar program kita memiliki dasar yang kuat,” jelas Nasaruddin.
Ia menambahkan, kecepatan perubahan zaman menuntut Kemenag untuk terus melahirkan temuan-temuan baru di bidang keilmuan. Hal ini, menurutnya, menjadi bagian penting dalam memajukan pendidikan Islam di Indonesia.
“Saya berharap setiap program yang kita buat harus berbasis data dan pemahaman terhadap kebutuhan umat. Pendidikan Islam tidak hanya sekadar mencetak tokoh agama, tetapi juga melahirkan ilmuwan dan pemikir baru yang dapat membawa kemajuan,” tegasnya.
Menag juga menyoroti pentingnya memiliki pejabat yang berkualitas di setiap level. “Kita tidak ingin tokoh agama hanya berperan sebagai pemadam kebakaran. Kita butuh orang-orang cerdas yang mampu membuat perubahan signifikan,” katanya.
Rakernas Kemenag 2024 yang berlangsung 15-17 November ini dihadiri oleh Wakil Menteri Agama, staf ahli, pejabat eselon I dan II, pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri, serta kepala kantor wilayah Kemenag dari seluruh Indonesia. Rakernas mengusung tema “Menyatukan Langkah, Mewujudkan Daya Saing Umat untuk Kemaslahatan Masa Depan”.
0 Comments