Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh Pinjaman Online (Pinjol) yang semakin meresahkan masyarakat, terutama bagi kelompok ekonomi bawah |
KNEWSCOID, JAKARTA — Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh Pinjaman Online (Pinjol) yang semakin meresahkan masyarakat, terutama bagi kelompok ekonomi bawah. Hal ini disampaikan Subardi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) di Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024). Ia menilai Pinjol menjadi ancaman serius selain masalah Judi Online yang belakangan mencuat.
Subardi mengungkapkan, banyak masyarakat tergiur untuk mengakses Pinjol karena minimnya literasi keuangan, sehingga mereka lebih memilih cara mudah dan cepat meskipun dengan risiko besar. "Ini sangat mengkhawatirkan karena Pinjol sasaran utamanya adalah masyarakat bawah yang kurang memahami dampak negatif dari utang berbunga tinggi," kata Subardi.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa angka pembiayaan Pinjol pada September 2024 mencapai 74,48 triliun rupiah. Laba industri Pinjol bahkan melonjak 66,15 persen menjadi Rp806,05 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan betapa besar ketergantungan masyarakat terhadap layanan Pinjol.
Fenomena ini, menurut Subardi, seharusnya menjadi perhatian serius bagi Himbara, terutama dengan kemudahan dan kecepatan akses yang ditawarkan oleh Pinjol. Ia khawatir masyarakat beralih ke Pinjol, yang dapat mengancam bisnis pendanaan bank-bank BUMN (Himbara), mengingat banyaknya kasus rentenir dan Pinjol ilegal yang bermunculan.
Subardi juga menyoroti berbagai kasus ekstrem akibat Pinjol, seperti bunuh diri, peretasan data pribadi, dan teror terhadap peminjam. "Fenomena Pinjol ini menjadi alarm bagi Himbara untuk beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat yang membutuhkan akses keuangan yang mudah dan terjangkau tanpa risiko berlebihan," ujarnya.
Sebagai respons, Subardi meminta Himbara, khususnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), yang memiliki infrastruktur luas hingga ke daerah, untuk mengatasi masalah ini. Dengan agen BRIlink dan aplikasi BRImo yang sudah diakses lebih dari 37 juta nasabah, serta produk Kredit Ultra Mikro, BRI diharapkan dapat memberikan alternatif yang lebih baik bagi masyarakat dan mengurangi ketergantungan pada Pinjol.
0 Comments