Farid Saenong menekankan pentingnya menghidupkan kembali festival ini sebagai ajang seni budaya Islam yang berpotensi menarik perhatian internasional. "Festival Istiqlal memiliki peluang besar untuk dikembangkan menjadi event internasional seni budaya Islam Indonesia," ungkapnya.
Farid juga menggarisbawahi perlunya festival ini diwarnai dengan kekayaan budaya masyarakat Indonesia. Menurutnya, Festival Istiqlal harus mencerminkan situasi kebudayaan Islam yang khas Indonesia, termasuk menjadi wadah untuk menyuarakan aspirasi dan kritik masyarakat.
Lebih jauh, Farid berharap Festival Istiqlal mampu membangkitkan kesadaran akan pelestarian nilai-nilai budaya lokal yang sejalan dengan semangat modernitas. "Festival ini juga diharapkan menjadi tempat bagi seniman untuk mengekspresikan karya mereka sekaligus mendorong masyarakat menghargai keberagaman seni budaya Indonesia," tambahnya.
Kasubdit Bina Penyuluh Agama Islam, Amirullah, yang mewakili Direktur Penerangan Agama Islam, menjelaskan bahwa FGD ini bertujuan mengumpulkan masukan dari para ahli yang pernah terlibat dalam penyelenggaraan festival sebelumnya. "Kami memfasilitasi diskusi ini sebagai langkah awal untuk merancang kebangkitan Festival Istiqlal," ujarnya.
Amirullah menambahkan, festival ini penting untuk melestarikan seni-budaya Islam sekaligus memperkuat posisi diplomasi budaya Indonesia di tingkat global. Ia menyebut Festival Istiqlal sebagai simbol Islam khas Indonesia yang unik dan berperan sebagai simpul kebudayaan Islam di Asia Tenggara.
Festival Istiqlal sebelumnya telah diselenggarakan dua kali, yaitu pada tahun 1991 dan 1995. Dalam pelaksanaannya, festival ini menampilkan kekayaan budaya Islam Indonesia yang menggabungkan seni tradisional dan modern, mencerminkan wajah Islam yang inklusif dan toleran.
Konsep dasar Festival Istiqlal akan tetap dipertahankan sebagai "rumah bersama" bagi beragam ekspresi budaya Islam dari Indonesia dan negara-negara lainnya. "Festival ini akan menjadi payung besar bagi keberagaman budaya Islam, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara," pungkas Amirullah.
0 Comments