Friday, October 18, 2024

Siapa Prof. Dr. Abdul Mu'ti Calon Menteri Prabowo-Gibran

Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed

KNEWSCOID, Biografi - Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed., lahir pada 2 September 1968 di Kudus, Jawa Tengah, adalah seorang cendekiawan Islam Indonesia yang dikenal atas kontribusinya di bidang pendidikan, dakwah, dan organisasi. Saat ini, ia menjabat sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027. Selain itu, ia juga merupakan Guru Besar dalam bidang Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Latar Belakang Pendidikan

Abdul Mu'ti menempuh pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah Manafiul Ulum Kudus, lulus pada tahun 1980. Ia kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri Kudus dan lulus pada tahun 1983, sebelum menyelesaikan pendidikan menengah atas di Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi Filial Kudus pada tahun 1986. 

Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah, Mu'ti melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan lulus dengan gelar sarjana pada tahun 1991.

Mu'ti kemudian melanjutkan pendidikannya di luar negeri, meraih gelar Master of Education (M.Ed.) dari School of Education, Flinders University of South Australia pada tahun 1997. Tak hanya itu, ia juga mengambil kursus singkat tentang Governance and Shariah di University of Birmingham, Inggris, pada tahun 2005, dan menyelesaikan studi doktoralnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008.

Karier di Muhammadiyah dan Dunia Internasional

Abdul Mu'ti aktif dalam organisasi Muhammadiyah sejak tahun 1994 dan telah menjabat di berbagai posisi strategis. Ia pernah menjadi Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah periode 2000-2002 dan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah pada periode 2002-2006. Pada saat yang sama, ia juga menjabat sebagai Sekretaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010.

Di kancah internasional, Abdul Mu'ti dikenal sebagai sosok yang moderat dan toleran. Ia pernah menjadi anggota Dewan Indonesia dan Amerika Serikat dalam isu Agama dan Pluralisme, serta menjadi bagian dari eksekutif Konferensi Asia Agama untuk Perdamaian. 

Sejak 2006, ia menjadi penasihat di British Council London. Ia juga kerap berpartisipasi dalam berbagai forum internasional yang mempromosikan dialog antaragama dan perdamaian.

Menolak Jabatan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Pada bulan Desember 2020, Abdul Mu'ti sempat menjadi sorotan publik ketika ia menolak tawaran untuk menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Indonesia Maju. Alasannya menolak jabatan tersebut adalah karena ia merasa lebih efektif berkontribusi dari luar kabinet dan tidak ingin terlibat dalam politik praktis.

Pengukuhan Guru Besar dan Karya Tulis

Pada 2 September 2020, Abdul Mu'ti dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengukuhan tersebut menandai langkah besar dalam karier akademiknya, dan ia menjadi guru besar ke-1.050 di universitas tersebut.

Selain aktif di bidang organisasi dan akademik, Abdul Mu'ti juga produktif menulis. Beberapa karya tulisnya yang terkenal meliputi Mengarusutamakan Wasathiyah (2018), Kristen Muhammadiyah: Konvergensi Muslim dan Kristen dalam Pendidikan (2009), Inkulturasi Islam: Menyemai Persaudaraan, Keadilan, dan Emansipasi Kemanusiaan (2009), serta Ta'awun untuk Negeri: Transformasi al-Ma'un dalam Konteks Keindonesiaan (2019). Karyanya ini menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan moderasi Islam, pendidikan yang inklusif, dan kemanusiaan.

Pencapaian dan Kontribusi dalam Pendidikan

Sebagai sosok yang dihormati di dunia pendidikan dan dakwah, Abdul Mu'ti terus berkontribusi melalui berbagai perannya di Muhammadiyah dan akademisi. Sebagai Sekretaris Umum Muhammadiyah, ia berkomitmen untuk memajukan dakwah Islam yang moderat serta memperkuat peran pendidikan dalam membangun bangsa.

Dengan karier panjang dan berbagai pencapaian, Prof. Dr. Abdul Mu'ti telah membuktikan dirinya sebagai salah satu cendekiawan Islam terkemuka di Indonesia. Kontribusinya dalam dunia pendidikan, dakwah, dan organisasi terus memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat luas.

Sebelumnya
Selanjutnya