IKA Unhas-YARI Sukses Gelar Bedah Buku ALDERA, Rudianto Lallo Sebut Ini Hasil Perjuangan Aktivis 98

KNEWS, MAKASSAR - Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Yayasan Anak Rakyat Indonesia (YARI) menggelar bedah buku berjudul ALDERA: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999. Bedah buku ini sebagai refleksi pergerakan aktivis mahasiswa.

“Mengapa saya menginisasi dengan IKA Unhas Kota Makassar dan Yayasan Anak Rakyat Indonesia bedah buku ALFERA? Karena apa yang kita rasakan dan nikmati hari ini itu karena perjuangan tokoh aktivis 98,” kata ketua panitia Rudianto Lallo saat pembukaan bedah buku di Hotel Claro, Makassar, Jumat (11/11/2022).

Ketua IKA Unhas Makassar dan YARI itu menyebut salah satu yang mempelopori ALDERA adalah Pius Lustrilanang. Perjuangan Pius bersama para aktivis 98 lainnya disebut sangat dirasakan hari ini.

“Apa yang telah diperjuangkan oleh Bang Pius bersama kawan-kawan senior-senior aktivis tahun 98 Kota Makassar, hari ini kita nikmati kebebasan. Pak Adnan bupati Gowa, Pak Seto Bupati Sinjai, tidak akan jadi bupati kalau tidak ada reformasi,” terang pria yang juga Ketua DPRD Makassar itu.

Maka dari itu, Rudianto mengatakan buku ALDERA perlu disebarluaskan kepada seluruh masyarakat Indoensia. Menurutnya, buku ini juga menjadi bahan refleksi sekaligus tantangan khususnya bagi gerakan mahasiswa hari ini.

“Tahun 98 berhasil menjatuhkan kekuasaan otoriter, kita tidak mengatakan itu harus kita lakukan, tetapi kalau ada kekuasaan yang keliru jalannya maka yang bisa mengoreksi adalah kekuatan mahasiswa dan rakyat,” tukasnya.

Untuk diketahui, buku ALDERA menceritakan soal gerakan pemuda progresif di dekade terakhir kekuasaan Orde Baru yang aktivitasnya bermula di awal 1990-an melalui gerakan pembelaan petani dan pemuda yang berujung pada perjuangan politik untuk mengakhiri otoritarianisme Orde Baru.

Bedah buku ALDERA ini mengangkat tema “Tanggung Jawab Moral Pius Lustrilanang”. Pius Lustrilanang merupakan mantan Sekretaris Jenderal organisasi ALDERA (Aliansi Demokrasi Rakyat).

Saat masa perjuangan reformasi, Pius sempat diculik dan ditangkap oleh aparatur negara orde baru karena dianggap sebagai salah satu tokoh pejuang reformasi yang diperhitungkan. Setelah puluhan tahun berlalu, kini Pius menjadi sosok yang baru. Pius telah menjadi anggota Badan Pemeriksa Kuangan (BPK) RI.

Narasumber yang mengisi bedah buku ini ialah Rektor UNM Prof Husain Syam, Rektor UIN Alauiddin Makassar Prof Hamdan Juhannis, WR III Unhas Era Reformasi Prof Amran Razak, aktivis AMPD Akbar Endra. Pius Lustrilanang sebagai pembicara utama.

Bedah buku ini turut dihadir Wakil Ketua DPRD Sulsel Ni’matullah, Bupati Gowa Adnan Puchrita Ichsan, dan Bupati Sinjai Andi Seto Asapa. (*) 

0 Comments