TANGERANG, KNEWS - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menggelar diskusi publik tentang radikalisme dan intoleransi dalam dunia kampus di Auditorium UMT, Selasa (02/03/21).
Dengan mengusung tema “Rajut Kesatuan, Rangkul Persatuan Sebagai Bentuk Deradikalisasi Lintas Generasi Muda”,
kegiatan seminar ini berlangsung atas kerja sama yang dilakukan BEM UMT dengan lembaga dan institusi yang linier .
Dalam sambutannya Presiden Mahasiswa BEM UMT, Mahes Jihan Fahlevi mengatakan bahwa masih ada suasana sosiologi yang masih kurang tepat didunia kampus,
“Kita dapat menyejukkan suasana yang dianggap secara sosiologi masih kurang tepat, adanya faham-faham atau aliran-aliran yang dipandang tidak sesuai dengan point of view dari masyarakat luas, yakni kegiatan yang melawan dari pada kearifan lokal ataupun secara prinsip keagamaan,” ujar Mahes.
Kemudian, Mahes menambahkan bahwa mahasiswa perlu mencari solusi-solusi dari setiap masalah yang terjadi.
"Sebagai mahasiswa, kita perlu mencari solusi yang soft dan lembut dalam melawan radikalisme dan terorisme dalam masyarakat," tambahnya.
Disamping itu, Abdul Kadir, Wakil Dekan II UMT menyampaikan harapan-harapannya pada seminar tersebut.
" Saya harap melalui seminar ini mampu memperkaya ilmu pengetahuan tentang bahaya radiklisme dan terosrisme dan dapat mengambil hikmah serta dapat membuat kampus lebih nyaman," ujar Abdul Kadir.
Lebih lamjut, Dirinya mengatakan bahwa UMT yang merupakan salah satu kampus terbesar di Indonesia sudah seharusnya memikirkan dan melaksanakan kegiatan–kegiatan yang dapat menghindari kegiatan-kegiatan radikalisme.
“Seminar tersebut merupakan salah satu media untuk memberikan pemahaman kepada civitas akademika dalam hal menyikapi isu tentang radikalisme dan intoleransi,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua KNPI DPD II Kota Tangerang, Uis Adi Dermawan juga menyampaikan bahwa dengan organisasi kemahasiswaan mampu menjadi menjawab permasalahan yang ada.
"Organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mensimulasikan kegiatan-kegiatan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan kampus mencoba untuk menyambut baik niat pemuda dan mahasiswa untuk mencegah masuknya faham radikalisme dan intoleransi di dunia kampus,” tutupnya.
Diketahui Seminar sehari tersebut diikuti oleh 100 peserta, yang terdiri dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang dan mayoritas pemuda yang juga merupakan mahasiswa yang paham dan sadar akan bahaya radikalisme.
Penulis: Sabriani
Editor : Haeril
0 Comments