BULUKUMBA, KNEWS - Para Petani merasa dirugikan lantaran penurunan harga gabah yang tidak wajar. Ditambah lagi harga pupuk yang semakin mahal di Desa Sangkala, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.
Perbandingan harga gabah dari musim panen sebelumnya sangat mencolok, dari Rp 150.000 perkarung sedangkan pada musim kali ini tinggal separuhnya.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu petani, Tahiruddin mengungkapkan panen raya kali ini harga gabah turun drastis. para petani seolah dirugikan dengan beragam persoalan terkait pupuk dan harga gabah.
"Iya, sangat memprihatinkan. Disaat harga pupuk naik, tapi ketika panen harga gabah malah menurun," ucap Tahiruddin, Kamis (25/03/21).
Lanjut, Dirinya menyampaikan bahwa para petani pada umumnya menjual gabah saat belum dikeringkan. Sebab jika dikeringkan sendiri butuh biaya tambahan untuk tenaga.
"Kalau ngeringkan gabah tambah banyak pengeluaran," tuturnya.
Sebelumnya banyak pedagang yang menyarangkan agar petani mengeringkan padinya lebih dahulu agar tidak terlalu anjlok tetapi petani lebih memilih menjual basah karna prosesnya tidak terlalu susah.
”Jika dijual di sawah, harganya tentu turun. Kadar airnya tinggi. Sebaiknya hasil panen dikeringkan dahulu. Ada beberapa kelompok tani sudah diberi bantuan pemerintah berupa alat pengering. Itu bisa dimaksimalkan,” ungkap pedagang.
"Pada panen kali ini, Bukan hanya harga gabah yang menjadi permasalahan petani. Hasil panennya juga menurun karena keterlambatan memupuk. Langkahnya pupuk menjadi salah satu penyebab menurunnya hasil panen," tutupnya.
(Asni Jurnalistik UINAM Semester 6)
0 Comments