Kadis PMD Matim Dianggap Lalod, Ini Kata Aktivis OPM


MAKASSAR, KNEWS - Eventius Suparno, Ketua Organisasi Pergerakan Mahasiswa (OPM) Kampus Yaspim, mendesak Kadis PMD Matim segera panggil Kades Rengkam, yang selama ini dimediakan terkait dugaan korupsi Dana Desa di Desa Rengkam, Kecamatan Lamba Leda Timur.

Lebih lanjut pemuda yang sering disapa Evenzt Ngada itu merasa kecewa atas kurangnya respon dari dinas PMD MATIM prihal dugaan kasus korupsi kades Rengkam.

"Selama ini memang Pak kadis sering menjanjikan supaya segera panggil Kades Rengkam, hanya sejauh ini kadesnya tidak dipanggil juga. Ada apa dengan kadis PMD MATIM? Kalaupun sudah dipanggil,  seharusnya Dinas  terkait   menyampaikan hasilnya ke publik, bahwa Kades sudah menghadap," ucap events. Senin (15/03/21).

Untuk diketahui, besaran Dana Desa Rengkam tahun 2016 adalah sebesar Rp.623.060.636; tahun 2017 sebesar Rp. 797.652.000; tahun 2018 sebesar Rp. 1.227.371.500 tahun 2019 sebesar Rp. 1.370.543.000; dan tahun 2020 besaran dananya senilai Rp. 1.468.881.000.

Menurut Event, selama ini proses pengelolaan dana desa  di desa Rengkam sama sekali tidak transparan dengan masyarakat bahkan saat ada proyek tidak di sediakan papan tender proyek.

"UU sudah menegaskan melalui Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, yang menyebutkan bahwa transparansi adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa," tandas Eventius.

"Saya minta kadis PMD MATIM jangan Lelet dan menutup mata melihat keadaan desa Rengkam, dan jangan hanya tau bicara dimedia saja tapi juga pak kadis harus terjun langsung ke desa Rengkam supaya tau juga letak wilayah  serta kondisi pembangunan desa Rengkam itu seperti apa," tegasnya.

Selain itu, aktivis muda asal desa Rengkam tersebut juga mempersoalkan banyaknya persoalan yang selama ini tidak di selesaikan.

"Di Desa Rengkam banyak sekali kasus yang berkaitan dengan pembangunan desa yang tidak jelas , mulai dari masalah air minum bersih, infrastruktur jalan bahkan kantor desa yang menjadi pusat pelayanan administrasi di desa tidak ada. Selama Frans Yunsun menjabat sebagai Kades, kantor desa Rengkam sudah mulai tidak jelas bentuk sebenarnya seperti apa," jelasnya.

"Sebagai pemuda yang berasal dari Rengkam, saya merasa malu. Mengapa? Tentu yang pertama, sebagai desa induk dari beberapa desa sekitar tidak menunjukan tanda-tanda kemajuan  bagi desa sekitar. Yang kedua, sebagai desa induk tidak memiliki kantor yang layak untuk dijadikan tempat kerja bagi Kades beserta stafnya. Coba lirik ke desa tetangga yang merupakan desa pemekaran dari desa Rengkam, aduh megahnya minta ampun. sebagai contoh saja desa Compang Raci sebagai cucu dari desa Rengkam, kan sudah mantap," katanya.

Untuk diketahui juga, selama masa jabatan kades Rengkam yang sekarang, kepala desa menjalankan tugasnya di rumah pribadi dan pelayanan administrasi publikpun di lakukan di rumah pribadi sang kades.

Ketua Organisasi Pergerakan Mahasiswa Makassar ini juga menekankan terkait Pemeliharaan Sumber Air bersih di desa Rengkam.  

"Mulai adanya dana desa terkait pemeliharaan Sumber air bersih milik desa  sejak tahun 2019 senilai  Rp.9,600,000 tahun 2020 senilai Rp. 14,400,000 dana sebesar ini tidak gunakan sesuai laporan kades . Saya mencurigai dana sebesar itu ada Oknum yang kantongi untuk kepentingan perutnya sendiri", geramnya.

Ia juga mendesak agar kadis PMD MATIM segera memproses kasus-kasus di desa Rengkam.

"Ini harus segera diproses, sebelum masyarakat menyurati Kejati NTT untuk turun langsung priksa kades Rengkam jadi harapan saya sebagai keterwakilan pemuda Rengkam, agar kadis PMD Matim secepatnya turun lokasi didesa Rengkam, sebab hal tersebut juga sebagai wujud keseriusan dinas terkait dalam hal menanggapi laporan warga," tutup Eventius.
(Red)

0 Comments